Nama : Nia Maulidhia Ibrahim
NIM :
11140161000040
Kelas : P.Biologi/5B
Tema : Keterampilan abad 21 kurikulum IPA SMP
Dalam mewujudkan generasi muda bangsa yang berkarakter, haruskan
pelajar SMP menguasai keterampilan abad 21?
Indonesia
menduduki peringkat 69 dari 76 negara dalam PISA (Program for International
Student Assessment) 2015 dan
menduduki peringkat 36 dari 49 negara dalam TIMSS (Trends in
International Mathematics and Science Study). Hal ini menunjukan
masih rendahnya kemampuan siswa di bidang matematika dan sains. Sedangkan di
abad 21 ini kemampuan matematika dan sains adalah kemampuan yang paling
dibutuhkan, karena hal ini akan berbanding lurus dengan perekenomian dan
kemajuan suatu bangsa. Jika kita melihat negara Singapore (secara geografis
letaknya paling dekat dengan Indonesia), ia berhasil menduduki peringkat
pertama dalam PISA 2015. Singapore merupakan negara maju dan memiliki kualitas
perekonomian yang baik. Jadi bukan hal yang tidak mungkin Indonesia menjadi
negara maju jika para peserta didik memiliki kemampuan literasi sains yang baik.
Sebagaimana kita ketahui
bahwa kini negara-negara ASEAN termasuk Indonesia sedang menghadapi era MEA
(Masyarakat Ekonomi Asia), mengulas sedikit perihal MEA. MEA telah diberlakukan
sejak awal 2016, dengan adanya MEA semakin memudahnya
mobilitas barang, jasa, dan orang antar negara di wilayah ASEAN. Tentu saja ini
merupakan angin segar bagi yang siap bersaing, namun menjadi badai yang
melumpuhkan bagi yang tidak siap. Kita akan melihat betapa mudahnya barang,
jasa, dan orang di wilayah ASEAN memasuki negara kita. Berbagai kemungkinan
bisa terjadi seperti: supir
angkot orang Kamboja, buruh pabrik dan pekerja
bangunan orang Laos dan Vietnam, pedagang
di pasar orang Thailand dan
Malaysia. Sebagai pendidik tentunya hal ini merupakan pekerjaan rumah
yang harus segera dituntaskan. Pendidik harus menyiapkan peserta didiknya agar
mampu bertahan dalam era MEA dan memiliki keunggulan dibanding warga negara
asing.
Menurut Triling dan fadel (2009), keterampilan abad 21merupakan
keterampilan yang dibutuhkan untuk survive dalam menghadapi kehidupan
global yang teramat kompleks, keterampilan ini berimplikasi pada proses
pendidikan yang tidak hanya memfokuskan diri pada pelajaran tradisional yang
bersifat kognitif seperti membaca, berhitung, dan menulis. Akan tetapi,
pendidikan diarahkan pada isu kontemporer seperti kesadaran global, ekonomi
atau keuangan, kesehatan dan kepedulian terhadap lingkungan, melalui
keterampilan abad 21 ini diharapan peserta didik mampu mempraktekkan
pengetahuan untuk memahami dan memberikan solusi pada tantangan di dunia nyata.
Keterampilan abad 21 menurut Wahyono terbagi menjadi empat, 1) Creativity and Innovation, 2) Critical Thinking
and Problem Solving, 3) Communication, 4) Collaboration. Keterampilan
yang pertama yaitu kreatifitas dan inofatif, siswa diharapkan mampu
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada orang
lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Dengan memiliki keterampilan ini maka peserta didik diharapkan mampu
menciptakan hal baru di masa yang akan datang. Keterampilan yang kedua yaitu
keterampilan berpikit kritis dan pemecahan masalah, peserta didik diharapkan
mampu berpikir out of the box dan kritis agar tidak mudah terpengaruh
oleh bangsa lain dan mampu memecahkan persoalan negara. Keterampilan yang
ketiga yaitu keterampilan berkomunikasi, dengan memiliki keterampilan peserta
didik diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik. Di era ini, komunikasi
merupakan hal yang sangat penting. Ide dan gagasan yang cemerlang akan sirna
dan tidak berguna tanpa kemampuan komunikasi yang baik. Keterampilan yang
terakhir yaitu kolaborasi, dengan menguasai keterampilan ini peserta didik
diharapkan mampu bekerja sama dengan baik.
Melihat betapa pentingnya keterampilan abad 21
untuk dimiliki setiap peserta didik maka keterampilan ini sudah harus
ditanamkan sejak peserta didik berada di tingkat menengah. Untuk membentuk
generasi muda yang berkarakter abad 21, maka pendidik harus memiliki penguasaan
terhadap teknologi. Guru harus kreatif dan inofatif dalam menyampaikan
materi pendidikan. Khususnya pendidik mata pelajaran IPA, pendidik harus
menguasai keterampilan proses sains.